Kalau pakai sepeda motor, cari jalan terdekat ke Jalan Raya Bogor (Jalan Raya Cibinong) agar nantinya Anda bisa membelok ke Jalan Mayor Oking, Citeureup. Di pertigaan ini mungkin sekali Anda akan menghadapi kemacetan—biasa lah, pasar mana yang tidak bikin macet? Tapi, satu-satunya kemacetan yang berarti hanya akan Anda temui di pertigaan ini.
Dari Citeureup, petualangan ini kita mulai. :) Tepatnya dari depan gerbang Kebun Wisata Pasirmukti. Tanya orang, arah mana jalan ke Pasirmukti. Dari sana, Anda tinggal mengikuti jalan raya beraspal, berkali-kali naik-turun bukit dan gunung sampai ke tujuan kita: Cipanas, Pacet, Cianjur. Mudah, bukan?
Kebun Wisata Pasirmukti, Citeureup. |
Beberapa kilometer dari Pasirmukti, jalan bercabang dua. Ambil arah kiri. Yang kanan adalah jalan ke pertambangan batu kapur.
Di tengah jalan, setelah persimpangan Sentul, Anda akan menemui persimpangan jalan ke Jonggol (Cikalong Kulon, Cianjur, Bandung) dan ke Cipanas. Ambil arah kanan: ke Cipanas. Tetapi kalau hendak langsung ke Cianjur, sila ambil arah kiri ke Jonggol. (Dari Sentul, Anda juga bisa mencapai jalur ini, tanpa harus ke Citeureup).
Mendekati Desa Arca, ada persimpangan jalan ke Gunungbatu dan Cipanas. Mana saja arah yang Anda ambil, ke kiri (turun) atau ke kanan (menanjak), ujungnya tetap sama, yakni ke Cipanas. Tetapi jika anda ambil arah kiri (turun) ke Gunungbatu, route Anda akan makin panjang.
Kondisi Jalan
Ujung aspal di Arca, lalu jalan makadam + 1 km. |
Jalan makadam itu pun rusak: bebatuannya banyak yang lepas, persis dasar sungai kering yang sama sekali tak rata; Berdebu saat kemarau, dan berlumpur saat musim hujan.
Hati-Hati!
Hati-hati, pelan-pelan berkendara. Jangan terlena dengan mulusnya jalan raya serta "rasa merdeka" dari kemacetan lalu-lintas. Setelah menanjak, Anda tak pernah tahu ke arah mana jalan ini akan menuju: berkelok ke kiri, kanan, atau lurus? Seberapa tajam kelokan di depan itu menikung? Di balik tikungan itu kebun pendudukkah, atau jurang yang dalam? Hati-hati!
Hindari melewati jalan ini saat malam hari. Selain karena alasan di atas, juga karena minimnya penerangan di sepanjang jalan. Nyaris gulita. Sampai saat tulisan ini ditayangkan, sama sekali belum ada lampu-jalan terpasang di sepanjang lintasan Cipanas–Arca–Sukamakmur sampai Pasirmukti.
Sering saya melintasi jalan ini, terakhir kali adalah malam hari akhir Agustus 2011 yang lalu. Saat itu, tak sekali-dua sepeda motor saya hampir terbang ke jurang karena saya salah mengira-ngira arah jalan.
Saat musim hujan, jalanan licin. Hati-hati menghadapi turunan, apalagi jika ujung turunannya berkelok menikung. Jatuh ke jurang di kawasan ini, meski dalamnya "cuma" 10–20 meter, akan sangat merepotkan karena jauh dari mana-mana—bala-bantuan akan sangat lambat datangnya.
Jarak Lebih Pendek, Bebas Macet, Pemandangan Indah
Hutan pinus sekitar Taman Wisata Curug Cipamingkis. |
Belum lagi jika Anda suka suasana perjalanan yang sunyi, asri, sawah tampak terbentang di sepanjang kiri-kanan jalan, hutan pinus berjajar di bukit-bukit nan jauh, aroma semak semerbak terpanggang matahari siang, jauh dari bising dan ingar-bingar kota macam jalur Puncak, hmm, pertimbangkan untuk bertamasya melintasi jalanan ini: dari Pasirmukti, Citeureup, melalui Sukamakmur, melintasi Taman Wisata Curug Cipamingkis, ke Desa Arca, naik-turun Perkebunan Teh Ciseureuh, berujung di Desa Batulawang, sebelah utara Kota Bunga, Cipanas. Selamat bertualang! []
Gunung Gede-Pangrango, tampak dari puncak perbukitan teh Ciseureuh, di atas Kota Bunga, Cipanas. |